Senin, 05 September 2016

"Damin Sada : Dedi Mulyadi Telepon Minta Maaf Ke Saya



Damin Sada

REPORTER : MADRAWI-TOP JABAR
Bekasi - Kendati mendapat protes dari warga beberapa waktu lalu,  namun Pagelaran Safari Budaya yang digagas oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi dan Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin masih terus berlanjut.
Minggu malam, 5 September 2016 Pagelaran Safari Budaya tersebut berlangsung di lapangan sepakbola Sampora, Jl. Raya Pasir Randu Samping SDN Jaya Sampurna 01 Desa Jaya Sampurna Kecamatan Serang Baru Kabupaten Bekasi.

Kembali dilanjutkannya Pagelaran Safari Budaya tersebut kembali memancing emosi salah satu tokoh masyarakat Bekasi,  Damin Sada yang pada pagelaran sebelumnya di Sukatani sempat berusaha menghentikan acara.
“Saya menyesalkan sikap Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin yang masih nekat melanjutkan kegiatan safari budaya di kecamatan Serang Baru,Minggu, 5 September kemarin. Sepertinya ini isyarat bahwa dia akan pamitan ke masyarakat Bekasi karena akan segera lengser.” Kata Damin Ketua Solideritas Islam Jawara Bekasi, Minggu malam, 5 September 2016.

Damin juga mengaku, pasca insiden yang terjadi di Sukatani, bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi sempat menelpon dan meminta maaf pada Damin. “Jam 10, hari jum’at pagi,  saya ditelepon Dedi Mulyadi. Dia minta maaf tidak bisa ketemu. Dedi  mengaku bahwa safari budaya itu adalah mutlak programnya Neneng. Dedi Mulyadi juga siap mengundang saya dan tokoh lainnya datang ke Purwakarta.”katanya.

Hingga berita ini diturunkan, bupati Bekasi, Neneng Hasanah maupun bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi masih belum bisa diminta tanggapannya terkait adanya penolakan pagelaran safari budaya di kabupaten Bekasi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kegiatan Pagelaran Safari Budaya yang digelar oleh Dedi Mulyadi atau dalam dunia seni dikenal dengan julukan Dangiang Ki Sunda dialun-alun Kecamatan Sukatani Kabupaten Bekasi di warnai insiden kecil, Kamis malam, 01 September 2016. Dalam acara pagelaran  yang dimulai sekitar jam 20.00 WIB juga dihadiri Bupati Bekasi dr.hj Neneng Hasanah Yasin beserta suaminya,  Almaida Rosa Putra.

Insiden terjadi saat seorang pria bernama Damin Sada memaksa naik ke atas panggung untuk menantang Dedi Mulyadi yang juga bupati Purwakarta  berdebat. Bahkan Damin sempat memaki-maki salah satu panitia yang bernama Sonhaji.

Beberapa petugas keamanan dari jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Sukatani, Bekasi dengan sigap menghalau  pria tersebut dan dibawa menjauh dari lokasi panggung. Kapolsek Sukatani,  AKP Sumarjan langsung mengendalikan situasi dan  menenangkan Damin Sada.

Damin Sada ketika dikonfirmasi wartawan terkait maksudnya menantang Dedi Mulyadi mengatakan dirinya tidak setuju ada Pagelaran Safari Budaya diadakan di Kecamatan Sukatani dengan alasan masyarakat yang ada di Sukatani didominasi oleh suku Betawi dan keturunan Banten.

Seharusnya kata Damin, kalau pun hendak mengadakan acara safari budaya, juga harus menampilkan kesenian-kesenian Banten seperti debus,  pencak silat atau topeng  Betawi. “Di sini kan banyak kesenian lokal, tapi kenapa justru budaya sunda yang ditampilkan? Saya juga mempertanyakan ucapan  “sampurasun”  segala bukannya assalammu”alaikum seperti lazimnya orang muslim.” kata Damin.

Bupati Bekasi,Hj. Neneng Hasanah Yasin
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi
Pria ini menuding, pagelaran tersebut bukan semata-mata demi sebuah budaya, tapi lebih sarat dengan muatan politik menjelang Pemilihan Gubernur Jabar dan Pemilihan Bupati Bekasi.

Sementara itu ditempat terpisah, koordinator Acara Sapari Budaya,  Maya, mengatakan bahwa acara tersebut dilaksanakan di 23 kecamatan.  “Kita sudah melaksanakan di 40 titik, hanya 2 kecamatan yang belum yaitu kecamatan Bojongmanggu dan Serang Baru. Seperti yang abang lihat tadi ada ibu-ibu yang dipanggil oleh Kang Dedi Mulyadi kemudian diberi santunan secara spontanitas. Itulah bentuk dari tali kasih antara bupati dan rakyatnya,”katanya, Kamis malam, 01 September 2016.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar