Minggu, 25 September 2016

KOTA BEKASI MENUJU SMART CITY

REPORTER : AMSAR-TOP BEKASI
Kepala Bidang Perencanaan Tata Ruang Dinas Tata Kota Bekasi, Erwin Guwinda

Konsep Bekasi Smart City (BSC) yang tengah dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dinilai bisa menjadi solusi permasalahan yang ada seperti kemacetan, meningkatnya kebutuhan energi, air bersih, transportasi, kesehatan, serta meningkatnya masalah lingkungan, sosial dan keamanan.
“Pada prinsipnya, konsep Smart City ini memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan publik.” kata Kepala Bidang Perencanaan Tata Ruang Dinas Tata Kota Bekasi, Erwin Guwinda kepada wartawan, Jumat, 23 September di Bekasi.
Erwin mengatakan, program Smart City atau kota cerdas untuk mewujudkan pelayanan publik yang maksimal melalui berbagai aplikasi. Menurutnya, dengan berbagai aplikasi penunjang Smart City yang digunakan, diharapkan mampu memangkas alur birokrasi di Kota Bekasi yang terlalu panjang. “Penerapan program smart city ini mendorong percepatan dan pencapaian visi misi Kota Bekasi melalui perkuatan program dan kegiatan pembangunan.” kata Erwin
Bukan hanya itu, penyediaan layanan smart city ini juga untuk mendukung kinerja pemerintah dan kualitas layanan yang diselaraskan dengan prilaku dan budaya masyarakat. “Saat ini kita masih dalam proses penyempurnaan, yang selama ini program smart city masih sering dibilang belum smart,” kata dia.
Untuk pencapaian sasaran Smart City lanjut Erwin, pihaknya masih mengintegrasikan antar Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) guna memudahkan tiap kebutuhan bagi masyarakat dapat di akses melalui Smart City.  Meski menurutnya integrasi tiap SKPD masih menjadi kendala dalam proses menuju Kota pintar, “Kendalanya masih tentang integrasi antar SKPD, salah satu contoh mulai dari pendataan yang dibutuhkan untuk disajikan pada program Smart City yang disajikan melalui aplikasi untuk masyarakat,” kata Erwin.
Namun demikian, kata dia program Smart City Pemkot Bekasi tidak akan berjalan efektif tanpa ada dukungan semua pihak, “Semua elemen masyarakat, baik antar SKPD, CSR, dan Swasta harus berperan serta memahami apa itu Smart City,” ulasnya.
Erwin juga menambahkan, dia mengaku ketidakpahaman tentang Smart City masih terkendala tidak hanya ditengah masyarakat, tapi juga masih ditingkat Kelurahan dan Kecamatan tentang bagaimana mengintegrasikan program tersebut. “Meski kita pernah memberikan pemahaman tentang Smart City, masih banyak yang belum paham secara menyeluruh, baik itu Lurah maupun Camat, karena pemahaman itu berproses,” imbuhnya.
Program Smart City yang menelan anggaran Rp 800 juta dari APBD 2016 itu  diharapkan dapat segera rampung meski tidak target dalam program tersebut. Ia berharap program Smart City ini bisa maksimal dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat Kota Bekasi.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar