Rabu, 17 Agustus 2016

Beberapa PNS Tak Fokus Saat Sidang Paripurna Walikota Bekasi : Itu biasa, itu masalah karakter saja




REPORTER : AMSAR-TOP BEKASI

DPRD Kota Bekasi, Selasa, 16 Agustus 2016 menggelar Sidang Paripurna Istimewa HUT RI ke-71 dengan agenda utama mendengarkan pidato kenegaraan presiden di ruang sidang paripurna DPRD Kota Bekasi.

Menariknya, pada saat agenda mendengarkan pidato presiden berlangsung, beberapa Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang hadir nampak asyik berpoto selfie. Ada juga beberapa orang  nampak sibuk memainkan handpone selularnya.
Kelakuan beberapa peserta ini mendapat kritikan salah satu  penggiat sosial di Bekasi, Tohom Sihombing,  yang juga hadir dalam acara tersebut.
“Saya melihat ada beberapa oknum  PNS yang hanya sibuk foto-foto selfie dan bermain HP, saat yang lainnya fokus dan serius menyimak pidato Presiden Jokowi. Mereka seakan tak mau disiplin menyimak pidato kenegaraan tersebut.” kata Tohom.
Lebih lanjut Tohom mengatakan, seharusnya dalam acara yang begitu penting, terlebih lagi dalam sebuah sidang paripurna, seluruh yang hadirin bisa fokus mendengar dan menyimak pidato kenegaraan yang disampaikan.
“Secara etika saya sangat menyayangkan yang dilakukan oleh beberapa oknum pegawai tersebut. Seharusnya mereka memberi contoh yang baik.” kata Tohom.
Ketika dimintai tanggapannya oleh wartawan terkait adanya beberapa pegawai yang tidak fokus mendengarkan pidato kenegaraan presiden, Walikota Bekasi, Rahmat Effendi hanya menjawab singkat.
“Itu biasa, itu masalah karakter saja”, katanya.
Dalam Sidang Paripurna Istimewa yang dipimpin oleh Ketua DPRD Kota Bekasi, Tumai, turut dihadiri pula oleh segenap unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida), mulai dari Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu, Kepala Polresta, Kepala Kejaksaan Negeri, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0507, anggota DPRD Kota Bekasi. Selain itu juga hadir LSM, Ormas, wartawan dan tamu undangan lainnya.

Presiden Joko Widodo, dalam sambutan yang ditayangkan secara live dari Gedung DPR RI itu  mengatakan bahwa di era kompetisi global, pembangunan fisik saja tidak cukup untuk membangun bangsa, terlebih MEA sudah dimulai. 

“Pembangunan fisik saja belum cukup untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan Nasional. Sumber daya manusia harus dipercepat sehingga Indonesia tidak hanya menjadi penonton,” ujar Joko Widodo.

Presiden RI juga membahas beberapa hal lain, diantaranya terkait terorisme, peningkatan kesejahteraan guru-guru di daerah terpencil dan perbatasan, kebijakan ekonomi, serta terkait beberapa kebijakan usang yang harus dipangkas.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar