Selasa, 16 Agustus 2016

Ingin diperhatikan Pemerintah, Ratusan Warga Desa Asem Margaluyu gelar Upacara


REPORTER : AGUS JAELANI



Upacara peringatan HUT kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 tahun tidak hanya dilakukan di kantor pemerintahan dan lembaga formal saja, namun peringatan dan upacara ini juga dilakukan oleh ratusan warga di Desa Asem Margaluyu Kecamatan Cibadak. Kabupaten Lebak, Banten.
Beginilah semangat warga Desa Asem Margaluyu Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak, Banten, , saat melaksanakan upacara HUT RI  ke 71 tahun yang digelar di tanah lapang  di desa setempat.

Upacara ini diikuti hampir semua warga desa, ada anggota Badan Permusyaratan Desa (BPD), RT, RW, Karang Taruna, bidan desa, kader Posyandu, dan masyarakat umum.

Uniknya peserta upacara, dibebaskan mengenakan pakaian apapun sesuai dengan kesehariannya, ada yang bawa cangkul, Scrop,semprotan padi, Keranjang rumput. Semua hadir ingin menunjukan kegembiraanya dalam  ucpara peringatan  HUT RI  ke 71 tahun tersebut.  Meski pakaian seadanya dan alas kaki apa adanya, namum para warga Desa Asem Margaluyu ini sangat semangat mengikuti kegiatan upacara yang di gelar di desanya.

Ternyata selain untuk memperingati kemerdekaan, upacara tersebut juga merupakan bentuk sindiran kepada pemerintah agar lebih memperhatikan desanya. Ketua BPD Desa Asem Margaluyu, Dayat  yang bertindak selaku pembina upacara dalam sambutannya mengatakan, desanya sangat butuh perhatian dari pemerintah. Dengan mengadakan upacara yang diikuti oleh warga diharapkan pemerintah bisa lebih perhatian.  “Jalan Kampung Leuwipicung-Pabuaran kondisinya rusak berat,  sudah 20 tahun tak pernah disentuh. Kita seperti masih jauh dari tujuan kemerdekaan itu sendiri.” Kata Dayat.

Menurut Ketua Panitia  HUT RI , Isep Sholehudin, kegiatan ini dilakukan untuk memberikan semangat kembali kepada warga desa atas kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah diraih dengan pengorbanan darah dan nyawa oleh para pejuang kemerdekaan tersebut. Sehingga dengan kegiatan upacara ini, bisa kembali  memperkuat  rasa nasionalisme yang ada di masyarakat.

“Agar pemerintah juga tau, bahwa di warga Asem Margaluyu juga bagian dari bangsa Indonesia yang daerahnya harus diperhatian. Desa ini sangat tertinggal, masih jauh dari tujuan kemerdekaan itu sendiri. Jalan-jalan rusak butuh perbaikan segera.” Kata Isep.

Salah satu warga mengaku terharu, bangga dan sangat senang, sehingga sulit diungkapankan bisa ikut upacara di hari kemerdekaan tersebut, karena selama ini, ia tidak pernah melakukan upacara 17 Agustusan seperti orang kantor pemerintahan.

“Saya sangat terharu dan senang. Baru sekarang warga kami mengadakan upacara peringatan hari kemerdekaan seperti ini. Kami juga warga Indonesia, tapi desa kami masih sangat tertinggal.” Kata Sibli yang bekerja sebagai supir angkutan kota, Rabu, (17/8) seusai mengikuti upacara.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar